Apa itu Kanonis, dan cara membuatnya Lengkap.
Secara tidak langsung hal ini juga akan mempengaruhi nilai SEO situs di mata mesin telusur.
Jika kita memiliki satu halaman yang dapat diakses dengan beberapa URL, atau beberapa halaman dengan konten yang serupa (misalnya, halaman dengan versi seluler dan desktop), Google melihatnya sebagai
versi duplikat dari halaman yang sama.
Google akan memilih satu URL sebagai versi kanonis dan meng-crawl-nya, serta menganggap semua URL lainnya sebagai URL duplikat dan jarang meng-crawl-nya.
Jika kita tidak secara eksplisit menyebutkan URL mana yang kanonis, Google yang akan menentukan pilihan, atau mungkin keduanya dianggap valid, yang berisiko menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan.
Mengapa kita butuh menentukan kanonis?
Jadi begini...
Saat mengindeks situs, Googlebot mencoba menentukan topik yang dicakup dalam setiap halaman.
Jika Googlebot menemukan beberapa halaman yang serupa pada situs yang sama, Googlebot memilih halaman yang dianggap paling lengkap dan berguna, kemudian menandainya sebagai kanonis.
Yang paling sering di-crawl adalah halaman kanonis, sedangkan duplikat tidak terlalu sering di-crawl untuk menghemat biaya crawling pada situs kita.
Jadi, jika kita tidak memberi tahu Googlebot halaman mana yang kanonis, lalu menentukan halaman kanonis yang berbeda, kita menjadi pembuang waktu dengan mengupdate halaman yang tidak akan sering diindeks oleh Googlebot atau ditampilkan dalam hasil penelusuran.
Google menggunakan halaman kanonis pada situs , sebagai standar tertinggi dalam mengevaluasi konten dan kualitas situs kita,
dan
hasil Google Penelusuran biasanya mengarah ke halaman kanonis,
kecuali jika salah satu duplikat secara eksplisit lebih cocok dengan kueri pengguna
contohnya,
hasil penelusuran mungkin mengarah ke halaman seluler jika pengguna menggunakan perangkat seluler, meskipun halaman desktop ditandai sebagai kanonis.
Mengapa situs bisa memiliki URL yang berbeda namun mengarah ke halaman yang sama?
Jawabnya adalah :
- Untuk mendukung berbagai jenis perangkat:
https://contoh.com/berita/binatang
https://m.contoh.com/berita/binatang
https://amp.contoh.com/berita/binatang
- Untuk mengaktifkan URL dinamis bagi beberapa hal seperti parameter penelusuran atau ID sesi:
https://www.contoh.com/produk?kategori=baju&warna=hijau
https://contoh.com/baju/koktail?gclid=ABCD
https://www.contoh.com/baju/hijau/bajuhijau.html
- karena sistem blog ada yang otomatis menyimpan beberapa URL saat kita menempatkan entri blog yang sama pada beberapa sesi.
https://blog.contoh.com/baju/hijau-baju-bagus/
https://blog.contoh.com/hijau-barang/hijau-baju-bagus/
- karena ada server yang dikonfigurasi untuk menayangkan konten yang sama untuk varian www/non-www atau http/https:
http://contoh.com/hijau-baju
https://contoh.com/hijau-baju
http://www.contoh.com/hijau-baju
- karena ada konten yang di tayangkan pada blog untuk distribusi offline ke situs lain direplikasi sebagian atau sepenuhnya di domain tersebut:
https://news.contoh.com/hijau-baju-untuk-tiap-hari-155672.html (postingan yang dapat didistribusikan offline)
https://blog.contoh.com/baju/hijau-baju-bagus/3245/ (postingan asli)
Alasan mengapa kita perlu memilih halaman kanonis secara eksplisit dalam kumpulan halaman duplikat/serupa, yaitu :
= URL akan ditentukan, mana yang ingin dilihat orang dalam hasil penelusuran.
kita mungkin lebih suka orang membuka halaman produk gaun hijau melalui https://www.contoh.com/baju/hijau/bajuhijau.html, bukan melalui https://contoh.com/baju/koktail?gclid=ABCD.
= sinyal link untuk halaman yang serupa atau duplikat akan dikonsolidasikan.
Tindakan ini membantu mesin telusur agar dapat mengonsolidasikan informasi yang dimiliki untuk URL individual (misalnya link ke URL individual tersebut) pada 1 URL pilihan.
Artinya, link dari situs lain ke http://contoh.com/baju/koktail?gclid=ABCD dikonsolidasikan dengan link ke https://www.contoh.com/baju/hijau/bajuhijau.html.
= pelacakan metrik untuk 1 produk/topik akan menjadi sederhana.
Dengan berbagai variasi URL, akan lebih sulit untuk mendapatkan metrik hasil konsolidasi untuk bagian konten tertentu.
= konten bersindikasi akan terkelola dengan baik.
Jika menyindikasikan konten untuk dipublikasikan di domain lain, kita perlu mengonsolidasikan peringkat halaman ke URL pilihan.
= crawling yang tidak diperlukan pada halaman duplikat akan bisa dihindari.
Jika ingin mendapatkan hasil maksimal dari situs, sebaiknya minta Googlebot untuk melakukan crawling halaman baru (atau yang diupdate) pada situs kita, daripada melakukan crawling halaman yang sama pada versi desktop dan seluler.
Cara Menemukan URL mana yang dipilih google sebagai kanonis adalah :
dengan menggunakan
fitur Inspeksi URL
Perhatikan bahwa
meskipun secara eksplisit halaman kanonis sdh kita tentukan, Google mungkin memilih halaman lain sebagai kanonis karena berbagai alasan, seperti performa atau konten.
Berikut ini faktor/sinyal Google memilih halaman kanonis yakni :
1. penayangan halaman melalui http atau https;
2. domain pilihan pengguna;
3. kualitas halaman;
4. keberadaan URL dalam peta situs; dan
5. pemberian label "rel=canonical" apa pun.
JADI, Kita tidak dapat memaksa Google untuk memilih halaman kanonis, tetapi dapat mempengaruhi pilihan tersebut dengan menggunakan teknik.
Beberapa Cara untuk menentukan halaman kanonis adalah :
I. Tetapkan Domain Pilihan
Domain pilihan adalah domain yang akan digunakan untuk mengindeks laman situs atau versi yang ingin digunakan untuk situs dalam hasil penelusuran (disebut juga domain kanonis).
Jika ada pesan bahwa situs kita tidak diindeks, hal ini dapat terjadi karena situs diindeks dengan domain yang berbeda.
Maka dari itu, kita harus menentukan domain pilihan kita selanjutnya beritahukan kepada google hal tersebut. Karena jika tidak , google dapat memperlakukan versi domain yang berbeda tersebut sebagai referensi yang terpisah untuk laman yang terpisah.
Dibutuhkan beberapa saat sebelum perubahan ini sepenuhnya di indeks google. Semua laman yang saat ini menampilkan versi URL yang bukan domain pilihan dalam indeks akan tetap ada di indeks sampai google menyegarkan pengindeksan atas laman tersebut.
Cara Menentukan domain pilihan:
- Di Beranda Search Console, klik situs yang diinginkan.
- Klik ikon roda gigi , lalu klik Setelan Situs.
- Di bagian Domain pilihan, pilih opsi yang diinginkan.
- verifikasi kepemilikan versi www dan non-www domain kita.
Hal ini akan memengaruhi perayapan dan pengindeksan, jadi kita perlu memastikan google tahu kita adalah pemilik kedua versi tersebut. Biasanya, kedua versi menunjukkan lokasi fisik yang sama, namun tidak selalu demikian. Umumnya, begitu verifikasi satu versi domain berhasil, maka google akan dapat memverifikasi yang lain dengan mudah. Namun, jika file, tag meta, atau data DNS telah terhapus maka kita perlu mengulangi langkah verifikasi.
Setelah menentukan domain pilihan, pengalihan 301 dapat dipakai untuk mengalihkan traffic dari domain yang bukan pilihan kita, sehingga mesin telusur lain dan pengunjung mengetahui versi pilihan kita.
Misalnya untuk domain:
https://www.contoh.com
https://contoh.com
Jika kita menetapkan domain yang kedua yaitu https://contoh.com,
Google akan memperlakukan URL serupa atau halaman pada https://www.contoh.com sebagai duplikat halaman di https://contoh.com
Dari pemisalan domain pilihan diatas, maka lanjut gunakan Search Console untuk menentukan URL pada 1 domain yang telah ditetapkan tersebut sebagai kanonis.
Note : Jangan menggunakan Search Console untuk situs salinan http/https.
Kelebihan Cara ini adalah :
Sangat mudah diimplementasikan, dikelola, dan diubah
Gunakan jika yang dimiliki adalah situs di domain yang berbeda.
Kekurangan Cara ini adalah :
Hanya berfungsi pada perincian domain, dan halaman harus memiliki jalur dan nama yang identik agar dianggap duplikat.
Hanya mengaktifkan pemetaan per halaman untuk halaman yang diberi nama jalur yang identik.
II. Tag rel=canonical
Tambahkan tag dalam kode untuk semua halaman duplikat, yang mengarah ke halaman kanonis.
Gunakan tag link rel="canonical"
kita dapat menggunakan tag di header halaman untuk menunjukkan bahwa halaman adalah duplikat halaman lain.
Misalnya, https://contoh.com/baju/hijau akan dijadikan URL kanonis,
walaupun berbagai URL dapat mengakses konten ini.
Tunjukkan URL ini sebagai kanonis melalui langkah-langkah berikut:
1. Tandai semua halaman duplikat dengan elemen link rel="canonical".
Tambahkan elemen <link></link> dengan atribut rel="canonical" ke bagian <head> di halaman duplikat, yang mengarah ke halaman kanonis, seperti ini:
<link href="https://contoh.com/baju/hijau" rel="canonical"></link>
2. Jika halaman kanonis memiliki versi seluler, tambahkan link rel="alternate" ke halaman tersebut, yang mengarah ke versi seluler halaman:
<link href="http://m.contoh.com/baju/hijau" media="only screen and (max-width: 640px)" rel="alternate"></link>
3. Tambahkan hreflang atau pengalihan lainnya yang sesuai untuk halaman.
Kelebihan cara kedua ini adalah :
Dapat memetakan halaman duplikat dalam jumlah yang tidak terbatas.
Sedangkan Kekurangan :
Dapat menambah ukuran halaman.
Pengelolaan pemetaan dapat menjadi kompleks pada situs yang besar atau situs dengan URL yang sering berubah.
Hanya berfungsi untuk halaman HTML, bukan untuk file seperti PDF.
Untuk itu, kita dapat menggunakan header HTTP rel=canonical.
III. header rel=canonical
Cara
header HTTP rel="canonical" (bukan tag HTML) ini dilakukan Jika kita dapat mengonfigurasi server untuk menunjukkan URL kanonis untuk dokumen non-HTML
seperti file PDF.
Kelebihan:
Tidak meningkatkan ukuran halaman.
Dapat memetakan halaman duplikat dalam jumlah yang tidak terbatas.
Kekurangan:
Pengelolaan pemetaan dapat menjadi kompleks pada situs yang besar atau situs dengan URL yang sering berubah.
IV. Peta Situs
Pilih URL kanonis untuk setiap halaman dan kirimkan dalam peta situs.
Semua halaman yang tercantum dalam peta situs sebaiknya berupa kanonis.
Googlebot akan menentukan halaman mana (jika ada) yang duplikat, berdasarkan kemiripan kontennya.
Peta situs adalah cara yang tepat untuk memberi tahu Google halaman mana yang dianggap paling penting di situs.
Jangan menyertakan halaman non-kanonis dalam peta situs.
Jika menggunakan peta situs, tentukan hanya URL kanonis dalam peta situs tersebut.
Kelebihan:
Mudah dilakukan dan dikelola, terutama di situs besar.
Kekurangan:
Googlebot masih harus menentukan duplikat terkait untuk setiap kanonis yang dinyatakan di peta situs.
Sinyal kurang kuat untuk Googlebot dibandingkan teknik pemetaan rel=canonical.
V. Pengalihan 301 untuk URL yang tidak aktif
Cara ini dipakai jika ingin menghapus halaman duplikat , tetapi harus dipastikan transisinya berjalan lancar sebelum menonaktifkan URL lama.
Misalnya,
halaman yang bisa dijangkau dengan beberapa cara:
https://contoh.com/home
https://home.contoh.com
https://www.contoh.com
Pilih salah satu URL tersebut sebagai URL kanonis, dan gunakan pengalihan 301 untuk mengirim traffic dari URL lain ke URL pilihan (URL kanonis).
Pengalihan 301 sisi server adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa pengguna dan mesin telusur diarahkan ke halaman yang tepat.
Kode status 301 berarti halaman telah dipindahkan secara permanen ke lokasi baru.
Jika situs menggunakan layanan hosting situs, lakukan penelusuran tentang penyiapan pengalihan 301.
Gunakan pengalihan ini hanya jika halaman duplikat tidak digunakan lagi.
VI. Variasi AMP
Jika salah satu variasi situs menggunakan AMP, maka harus mengikuti panduan AMP untuk menunjukkan halaman kanonis dan variasi AMP.
Meskipun sebaiknya menggunakan salah satu dari keenam metode diatas, namun itu ssemuanya tidak wajib. Jikakita tidak mengindikasikan URL kanonis, maka google akan mengidentifikasi URL atau versi yang terbaik menurut google.
Sekian semoga ada manfaat dari uraian artikel definisi , fungsi dan cara membat kanonis secara lengkap ini yang bisa pengaruh untuk nilai SEO situs dalam hal pengindex an oleh mesin telusur.